Dan inilah tanda - tanda kamu pendaki berbahaya. Berbahaya bagi diri sendiri juga bagi teman pendaki yang lain.
1. Sok Jagoan
Sikap sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah
pada pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki
pemula ini mencari jalur di luar jalur resmi.
Parahnya, seringkali mereka melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik.
Jangankan GPS dan peta topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan?
Maka petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu
kehidupan liar dan ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan
melakukannya selain untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
2. Packing Yang Buruk
Packing atau mengepak barang dalam ransel adalah seni yang harus
dikuasai pendaki gunung. Seluruh barang bawaan harus masuk ke dalam
ransel. Karena medan sulit, tak boleh ada yang tergantung di luar ransel
selain botol air minum.
Tangan harus bebas karena memegang Tracking Poll atau berpegangan meniti akar - akar pohon jika dibutuhkan.
Maka lihatlah para pendaki berbahaya. Dengan panci digantung ke ransel. Tangan menenteng sleeping bag atau jaket.
Ransel mereka tak dilapisi lagi dengan cover bag. Pakaian di dalam ransel tak dilapis plastik.
Jika hujan, semua pakaian, jaket dan sleeping basah.
Padahal sangat penting menjaga pakaian ganti tetap kering. Tidur dengan
keadaan basah bisa mengakibatkan hipotermia. Inilah penyebab utama
kematian seorang pendaki gunung. Suhu tubuh turun karena kedinginan.
Jangan pernah anggap enteng mengepak barang. Ini yang sering dimasabodohkan pendaki.
3. Hipotermia Di Sangka Kesurupan
Pendaki pemula mendaki tanpa ilmu. Berbekal semangat dan tanpa perlengkapan memadai mereka nekat mendaki gunung.
Karena tidak tahu ilmu P3K, maka sering terjadi salah kaprah.
Pada penderita hipotermia, korban akan menggigil dan kehilangan
kesadaran. Lalu mulai bicara melantur.
Karena nyerocos tak karuan dan sukar diajak komunikasi, teman - temannya
menyangka si korban kesurupan. Mereka malah membacakan doa untuk mengusir setan.
Seharusnya, segera lakukan pertolongan. Ganti pakaiannya dengan pakaian
kering. Masukkan dalam sleeping bag yang sudah dihangatkan. Taruh juga
beberapa botol air panas di dalam sleeping bag itu. Jaga kondisi lingkungan tetap hangat.
Jika sudah membaik beri makanan hangat sedikit demi sedikit. Hindari memberi kopi atau minuman keras.
4. Aku Si Cepat
Ciri khas pendaki berbahaya, apalagi yang masih berusia muda
adalah selalu bergerak dengan cepat. Mereka selalu tergesa - gesa,
menjadikan naik gunung seolah lomba lari ke puncak. Malu menjadi yang
paling belakang, karena sering dianggap sebagai yang terlemah.
Karena itu biasanya waktu tempuh ke puncak lebih singkat. Baru setelah
perjalanan turun, aneka masalah datang. Kehabisan tenaga, cidera otot
hingga kecelakaan dan kehilangan arah menjadi ancaman.
Idealnya, ada seorang sweeper yang berjalan paling belakang.
Biasanya orang ini yang paling kuat dan bisa diandalkan. Tugasnya
menyapu seluruh anggota tim. Memastikan tak ada yang keteteran atau
tertinggal di belakang.
Namun dalam rombongan pendaki berbahaya, tak ada yang mau menerima tugas ini. Jadi sweeper dianggap hina. Menjadi paling pertama sampai puncak dan pertama turun ke kaki gunung jadi tujuan utama.
"Aku si cepat. Tanpa sadar kutinggalkan sahabatku yang kelelahan mati di gunung"
biasanya sih Kak Aya yang tak taruh di belakang untuk sisir /team sapu bersih di kalangan PA dikenal dengan sebutan Team Kuro ( Kura-kura ) ...
Ingat kawan sekecil apapun barang yang kita bawa bisa jadi barang tersebut adalah penyambung nyawa kita di kemudian hari ... jangan meremehkan barang/hal yang kecil ...
Selamat Datang
Semoga Tulisan ini menambah wawasan kita tentang apa, kapan, bagaimana, siapa, di mana, berapa .... segala sesuatu di Pramuka ....
Bila ada yang kurang benar, salah dan kurang enak dipandang, saran dan kritiknya ya ... masih tahap pengembangan nih ...
............. (^-^) ................................
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar